Kisah Burung Hud-Hud dalam Al-Qur’an, Utusan yang Membawa Kabar Penting – Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam memuat berbagai kisah. Kisah-kisah tersebut mengandung hikmah dan pelajaran. Burung Hud-Hud menjadi salah satu tokoh dalam kisah tersebut. Nabi Sulaiman AS sebagai seorang raja memiliki mukjizat. Mukjizat tersebut mencakup kemampuan berbicara dengan hewan.
Kerajaan Saba’ adalah kerajaan yang makmur. Ratu Balqis memimpin Kerajaan Saba’.
Kisah Burung Hud-Hud dalam Al-Qur’an: Utusan yang Membawa Kabar Penting: Kisah Burung Hud-Hud Dalam Al-Qur’an, Utusan Yang Membawa Kabar Penting
Al-Qur’an mengisahkan tentang burung Hud-Hud sebagai utusan yang membawa kabar penting kepada Nabi Sulaiman AS. Kisah ini terdapat dalam Surah An-Naml (27:20-44). Mari kita telaah lebih dalam mengenai peran dan signifikansi burung Hud-Hud dalam kisah ini.
Ketidakhadiran Burung Hud-Hud dan Kecurigaan Nabi Sulaiman, Kisah Burung Hud-Hud dalam Al-Qur’an, Utusan yang Membawa Kabar Penting
Nabi Sulaiman AS melakukan inspeksi terhadap pasukannya. Inspeksi tersebut bertujuan memastikan kehadiran semua anggota. Burung Hud-Hud tidak terlihat dalam barisan. Nabi Sulaiman AS merasa curiga. Kecurigaan tersebut muncul karena ketidakhadiran Hud-Hud tanpa alasan yang jelas.
Al-Qur’an mencatat perkataan Nabi Sulaiman AS:
“Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: ‘Mengapa aku tidak melihat Hud-Hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir?’ Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang terang.” (QS. An-Naml: 20-21)
Ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Sulaiman AS memiliki disiplin yang tinggi. Disiplin tinggi diterapkan kepada seluruh pasukannya. Nabi Sulaiman AS juga memberikan kesempatan kepada Hud-Hud untuk memberikan penjelasan.
Kabar dari Saba’: Kerajaan yang Menyembah Matahari
Burung Hud-Hud datang menghadap Nabi Sulaiman AS. Hud-Hud membawa kabar penting. Kabar tersebut berasal dari negeri Saba’. Hud-Hud menjelaskan:
“Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba’ suatu berita penting yang meyakinkan. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menghiasi (perbuatan-perbuatan) mereka sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), maka mereka tidak mendapat petunjuk,” (QS. An-Naml: 22-24)
Hud-Hud menyampaikan informasi detail. Informasi tersebut mencakup:
- Keberadaan seorang ratu yang memerintah negeri Saba’.
- Kemakmuran dan kekayaan kerajaan tersebut.
- Penyembahan matahari sebagai tuhan selain Allah SWT.
Informasi ini sangat penting. Penting karena mengungkap penyimpangan akidah di Kerajaan Saba’. Penyimpangan tersebut adalah penyembahan berhala.
Surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis
Nabi Sulaiman AS menerima laporan dari Hud-Hud. Nabi Sulaiman AS kemudian menulis surat. Surat tersebut ditujukan kepada Ratu Balqis. Nabi Sulaiman AS memerintahkan Hud-Hud untuk menyampaikan surat tersebut. Hud-Hud diperintahkan untuk mengamati reaksi Ratu Balqis dan kaumnya.
“Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.” (QS. An-Naml: 28)

Surat tersebut berisi ajakan untuk bertauhid. Bertauhid berarti hanya menyembah Allah SWT. Surat tersebut juga berisi peringatan. Peringatan diberikan jika Ratu Balqis menolak ajakan tersebut.
Reaksi Ratu Balqis dan Musyawarah dengan Para Pembesar Kerajaan
Ratu Balqis menerima surat dari Nabi Sulaiman AS. Ratu Balqis kemudian mengumpulkan para pembesar kerajaannya. Ratu Balqis bermusyawarah. Musyawarah dilakukan untuk menentukan sikap yang akan diambil. Ratu Balqis menyampaikan isi surat tersebut:
“Berkata Balqis: “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku ini aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu hadir (memberi pertimbangan).” (QS. An-Naml: 32)
Para pembesar kerajaan memberikan saran. Saran tersebut beragam. Ada yang menyarankan untuk berperang. Ada pula yang menyarankan untuk mengirimkan hadiah. Ratu Balqis memilih jalan damai.
Jalan damai ditempuh dengan mengirimkan utusan dan hadiah kepada Nabi Sulaiman AS.
Hadiah Ratu Balqis Ditolak
Utusan Ratu Balqis tiba di hadapan Nabi Sulaiman AS. Utusan tersebut membawa hadiah yang sangat mewah. Nabi Sulaiman AS menolak hadiah tersebut. Penolakan tersebut menunjukkan bahwa Nabi Sulaiman AS tidak tertarik dengan kekayaan duniawi. Nabi Sulaiman AS lebih tertarik dengan hidayah.
Hidayah adalah petunjuk dari Allah SWT.
“Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: “Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamulah yang bergembira dengan hadiahmu.” (QS. An-Naml: 36)
Nabi Sulaiman AS memberikan ultimatum. Ultimatum tersebut berisi ajakan untuk menyerahkan diri kepada Allah SWT. Jika menolak, Nabi Sulaiman AS akan menyerang Kerajaan Saba’.
Ratu Balqis Menyerahkan Diri kepada Allah SWT
Ratu Balqis memutuskan untuk mengunjungi Nabi Sulaiman AS. Kunjungan tersebut dilakukan setelah utusannya kembali. Ratu Balqis menyaksikan sendiri kebesaran dan kekuasaan Nabi Sulaiman AS. Ratu Balqis melihat istana megah. Istana tersebut dibangun dalam waktu singkat.
Ratu Balqis menyadari bahwa Nabi Sulaiman AS adalah seorang nabi dan rasul Allah SWT.
“Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku sendiri dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. An-Naml: 44)
Ratu Balqis akhirnya menyerahkan diri kepada Allah SWT. Ratu Balqis mengakui kesalahannya. Kesalahan tersebut adalah menyembah matahari selain Allah SWT.
Hikmah dari Kisah Burung Hud-Hud
Kisah burung Hud-Hud mengandung banyak hikmah. Hikmah tersebut antara lain:
- Pentingnya Disiplin: Nabi Sulaiman AS menunjukkan pentingnya disiplin dalam memimpin.
- Keberanian Menyampaikan Kebenaran: Burung Hud-Hud berani menyampaikan kebenaran meskipun berisiko.
- Menghindari Kesyirikan: Kisah ini mengingatkan kita untuk menjauhi segala bentuk kesyirikan.
- Hidayah Lebih Berharga dari Kekayaan: Nabi Sulaiman AS menolak hadiah Ratu Balqis. Hal ini menunjukkan bahwa hidayah lebih berharga dari kekayaan.
- Musyawarah dalam Mengambil Keputusan: Ratu Balqis bermusyawarah dengan para pembesarnya sebelum mengambil keputusan.
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Peran Hud-Hud | Utusan yang membawa kabar penting tentang Kerajaan Saba’ dan penyembahan matahari. |
Reaksi Nabi Sulaiman | Menunjukkan disiplin, mengirim surat ajakan bertauhid, dan menolak hadiah. |
Reaksi Ratu Balqis | Bermusyawarah, mengirim utusan dan hadiah, akhirnya menyerahkan diri kepada Allah SWT. |
Pelajaran | Pentingnya disiplin, keberanian menyampaikan kebenaran, menjauhi kesyirikan, hidayah lebih berharga, dan musyawarah. |
Kisah burung Hud-Hud adalah pengingat. Pengingat bahwa kebenaran harus ditegakkan. Kebenaran harus disampaikan dengan cara yang bijaksana. Kisah ini juga mengajarkan tentang pentingnya hidayah. Hidayah adalah petunjuk dari Allah SWT.
Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Jangan ragu untuk berkunjung kembali. Kami akan menyajikan artikel-artikel menarik lainnya.